Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrofotometry)
Atomic Absorption Spektrofometry
atau yang biasa dikenal dengan spektrofotometri serapan atom merupakan sebuah
metode yang digunakan untuk mendeteksi senyawa logam dan mineral yang ada pada
suatu sampel yang akan diujikan. Sampel yang diujikan pada umumnya adalah bahan
pangan. Metode AAS ini biasanya digunakan untuk menguji ada tidaknya suatu
logam dan mineral dalam bahan pangan. Logam dan mineral yang biasa diuji adalah
kalsium, timbal, arsenik dan lain-lain.
Prinsip dari metode AAS adalah absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung dari sifat
unsurnya. Proses absorpsi tidak tergantung oleh temperatur akan tetapi
tergantung pada perbandingan jenis atomnya. Metode AAS ini didasarkan pada
proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi
dasar (ground state). Adanya penyerapan tersebut mengakibatkan elektron
tereksitasi dari kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi dan keadaan
seperti ini bersifat labil sebab elektron dapat kembali ke tingkat energi dasar
sembari mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi (Lewen, 2011).
Cara kerja AAS adalah penguapan larutan sampel lalu logam yang ada
didalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom ini akan mengabsorpsi radiasi dari
sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang telah mengandung unsur
yang ditentukan. Kemudian banyaknya penyerapan radiasi diukur pada panjang
gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Kristianingrum, 2004).
Pada metode ini atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk
energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia, dan energi
listrik. Interaksi ini dapat menimbulkan proses-proses dalam atom bebas
sehingga dapat menghasilkan absorpsi dan emisi atau pancaran radiasi dan panas.
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas sebab memiliki panjang gelombang yang
berbeda-beda dan spesifik untuk setiap atom bebas (Aprilia dkk., 2015)
Sebelum akan diujikan, tentu harus preparasi sampel terlebih dahulu.
Prinsip dasar untuk preparasi sampel adalah mula-mula dilakukan pengabuan sampel
hingga mencapai suhu 7000C selanjutnya dilanjutkan dengan dengan
proses destruksi dengan menggunakan HNO3 dan kemudian diencerkan
hingga 500-100 kali pengenceran. Sampel yang akan diujikan harus bening dan
tidak ada endapan sama sekali sebelum nantinya akan diujikan dengan AAS. Metode
AAS mengkuantifikasi absorpsi radiasi elektromagnetik dengan atom netral yang
sudah dipisahkan didalam fase gas (Nielsen, 2010).
Berikut adalah gambar dari alat dan skema bagian-bagian dalam alat
serta skema kerja dari AAS (Atomic Absorption Spektrofometry).
Pada gambar diatas dapat dilihat komponen-komponen penyusun alat
AAS yang terdiri atas lima bagian utama yaitu sumber radiasi yang biasanya
berupa lampu katoda cekung, sistem pengatoman, monokromator, detektor, dan
sistem pembacaan.
1.
Sumber
radiasi
Merupakan
bagian yang akan menghasilkan sinar energi dimana energi ini dapat diserap oleh
atom-atom unsur yang dianalisis. Pada umumnya sumber radiasi yang digunakan
adalah lampu katoda cekung (hallow chatode lamp). Terdapat sumber
radiasi lain yaitu Electrodless Dischcarge Lamp dimana sumber radiasi ini mempunyai
prinsip kerja yang sama dengan hallow chatode
lamp akan tetapi hasil output radiasinya lebih tinggi dan biasanya
banyak digunakan untuk analisis unsur-unsur As dan Se.
2.
Sistem
Pengatoman
Adalah bagian
untuk menghasilkan atom-atom bebas karena pada bagian ini senyawa yang akan
dianalisis ditempatkan dan diubah bentuknya dari yang bentuk semula ion menjadi
bentuk atom bebas.
3.
Monokromator
Merupakan
bagian yang berfungsi untuk mengisolasi salah satu garis resonansi dari
beberapa spektrum yang dihasilkan oleh lampu katoda cekung.
4.
Detektor
Adalah bagian
yang berfungsi mengubah tenaga sinar menjadi tenaga listrik dimana tenaga
listrik ini nantinya akan digunakan untuk memperoleh sesuatu yang akan dibaca oleh
mata atau alat pencatat lain.
5.
Sistem
Pembacaan
Merupakan
bagian yang menampilkan suatu angka atau gambar yang dapat dibaca. Angka yang
terbaca di monitor akan dicetak dengan printer.
Prosedur Kerja
1. Timbang
2 gram sampel kedalam cawan porselen
2. Panaskan
cawan berisi sampel diatas penangas air hingga sampel tidak terbakar dan tidak
berasap (untuk mempercepat tambahkan 10 mL MgNO32H2O 10%
dalam alkohol)
3. Lanjutkan
proses pengabuan kedalam tanur dengan suhu ± 5000C selama 5 jam
hingga abu berwarna putih dan bebas dari karbon. Apabila masih terdapat sisa
karbon yang ditandai dengan warna keabu-abuan maka basahkan abu dengan beberapa
tetes air dan tambahkan beberapa tetes HNO3 pekat hingga warna
abu-abu hilang.
4. Keringkan
cawan diatas penangas listrik lalu masukan kembali kedalam tanur pada suhu ± 5000C
hingga abu menjadi berwarna putih
5. Larutkan abu yang berwarna putih kedalam 5 mL
HCL 6N sambil dipanaskan diatas penangas air selam 2-3 menit
6. Saring
larutan dengan kertas saring didalam labu ukur 50 mL
7. Cuci
residu dengan 5 mL HNO3 0,1 N kemudian saring dan campurkan filtrat
kedalam labu ukur lalu encerkan
8. Buat
larutan blanko dengan penambahan reaksi dan perlakuan pada sampel
9. Baca
absorben larutan baku kerja, larutan contoh dan larutan blanko dengan panjang
gelombang 217,0 nm dengan alat AAS
10. Buat kurva kalibrasi dengan sumbu Y sebagai absorben dan sumbu X
sebagai konsentrasi (dalam µg/mL)
11. Plot hasil pembacaan sampel pada kurva kalbrasi
Referensi
Lewen, N. 2011.
The Use of
Atomic Spectroscopy in
The Pharmaceutical Industry
For The Determination of
Trace Elements in
Pharmaceuticals. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis. 55: 653–661.
Nielsen SS. 2010. Food Analysis 4th Edition. Springer :
New York.
Kristianingrum S. 2004. Spektrofotometer Atom dan Penggunaannya.
Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta.
Aprilia D dkk., 2015. Spektrofotometer Serapan Atom. Kediri,
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar