KLB Keracunan Pangan Bagi Kesehatan Manusia
Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk
melangsungkan kehidupannya. Akan tetapi dari pangan pula timbul penyakit.
Keracunan pangan atau foodborne disease adalah suatu kondisi yang muncul
akibat mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular
baik bakteri, jamur, virus maupun parasit. Kontaminasi ini dapat terjadi baik
sedang diproses ataupun dimasak dengan tidak benar.
Keracunan pangan berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi dua yaitu
disebabkan oleh bacterial dan non bacterial (Andiani., dkk, 2010).
Keracunan yang disebabkan oleh bakteri terjadi karena mengkonsumsi makanan yang
telah terkontaminasi bakteri dimana menghasilkan toksin dan toksin inilah yang
masuk kedalam tubuh saat mengkonsumsi makanan dan menyebabkan keracunan. Kontaminasi
yang disebabkan oleh bakteri terbagi menjadi empat jenis yaitu kelompok Salmonella,
Staphylococcus, Clostridum botulinum, dan Clostridium perferingens. Akibat
yang ditimbulkan dari kelompok Salmonella tidak terlalu parah yaitu a
mual, muntah-muntah, diare, sakit kepala, demam dan nyeri abdomen. Kelompok Staphylococcus
tidak menimbulkan penyakit yang akut dan paraha hanya menimbulkan muntah, mual,
diare, nyeri abdomen, kram perut, terdapatnya lendir dan darah pada feses.
Jarang terjadi kematian akibat keracunan pangan pada kelompok ini. Penderita
dapat sembuh kembali dalam waktu 2-3 hari. Keracunan pangan pada kelompok Clostridum
botulinum dapat menyebabkan disfagia, diplopia, ptosis, disarthria,
kelemahan otot dan quadriplegia. Kelompok ini tidak terjadi demam tetapi dapat
mengakibatkan penurunan kesadaran dan berakibat fatal bahkan terjadi kematian
dalam waktu 4-8 hari akibat kegagalan pernafasan. Kelompok terakhir yaitu Clostridium
perferingens dimana pada kelompok ini tidak menyebabkan penyakit yang akut
hanya saja mengakibatkan nyeri abdomen, diare, lesu, subfebris, mual dan mual
jarang terjadi. Penderita keracunan pada kelompok ini dapat sembuh dengan cepat
dan tidak menimbulkan akibat fatal bagi kesehatan.
Keracunan pangan non bacterial adalah keracunan pangan yang
tidak disebabkan oleh bakteri melainkan dari kandungan bahan itu sendiri
seperti keracunan singkong karena adanya HCN pada singkong, keracunan kentang
akibat adanya glokosida alkaloid streroidal, keracunan kedelai karena adanya
hemaglutinin, keracunan ketika mengkonsumsi biji pala akibat adanya myristin,
keracunan histamin pada saat mengkonsumsi ikan jenis mackarel dan sarden, dan
keracunan jengkol akibat adanya asam jengkolat. Akibat yang ditimbulkan bagi
kesehatan karena keracunan non bacterial adalah mual, diare, muntah, pendarahan
dalam pencernaan bahkan dapat menyebabkan kematian ketika mengkonsumsi makanan
yang mengandung racun melebihi batas maksimum (Arisman, 2009).
Penanganan pada keracunan pangan dapat dilakukan dengan mengganti
cairan (rehidrasi) dan oralit yang hilang akibat muntah dan diare dengan minum
banyak air putih. Sebab selain dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang juga
dapat membantu mengusir racun dengan lebih cepat (Suarjana, dan Agung, n.d).
Referensi
Andiani., dkk.
2010. Keracunan Makanan. Fakultas Studi Ilmu Keperawatan. STIKES Muhammadiyah
Manado.
Arisman. 2009. Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta :
Kedokteran EGC.
Pratiknjo L. n.d.
Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah
Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar. Universitas Wijaya Kusuma,
Surabaya.
Suarjana I M,
Agung AA. n.d. Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan (Studi Kasus di SD 3
Sangeh Kabupaten Badung).